Kamis, 18 Agustus 2011

Apakah marketing menakutkan?

Marketing - kemampuan dasar setiap manusia
Kalau bicara soal marketing, kita akan bicara soal Target, Komisi only, dan kerja yang tak pasti. itu memang benar dan itulah gambaran umum merketing dimata banyak lulusan akademik di Indonesia. Kadang kita  bertanya, apakah ini yang membuat SDM negri ini masih kalah bersaing dengan negara-negara lain? atau mungkin ini penyebab harga jual SDM negri ini rendah. Tapi bisa jadi salah, dan semoga saja memang salah.
Namun sebenarnya, merketing tidak seseram yang banyak orang sangka. Marketing bisa jadi adalah salah satu kegiatan dasar kehidupan yang paling purba. Coba saja pikir, sewaktu setan menggoda hawa, sebenarnya setan sedang 'menjual' (marketing) ide jahatnya pada manusia. Dan setelah itu sepanjang sejarah manusia hingga saat ini manusia tidak lepas dari yang namanya marketing. Contoh gampang, jika ada pria yang sedang kasmaran dengan seorang wanita, secara tidak sadar dia akan hanya menampilkan sisi positif dari dirinya. Meski ada hal-hal negatif yang muncul, sang pria akan semampunya memolesnya dengan kebaikan sedemikian rupa sehingga akan nampak positif. Pada dasarnya itu adalah teknik paling dasar marketing yang manusia punya, yaitu mengubah pandangan yang negatif dari suatu obyek menjadi positif. 
Maka jika demikian setiap manusia yang hidup, di dalam alam bawah sadarnya telah ada kemampuan marketing, tinggal itu dikambangkan dengan banar. Sehingga menjadi kemampuan yang dominan dan bermanfaat untuk orang tersebut. Jadi apa yang ditakutkan dari marketing, kemampuan yang sebenarnya semua orang punya?
Target-target - Hantu yang mengajar kita?
Sebuah gambaran psikologi dasar. jika sebuah gelas yang terisi air hanya separuh, bagaimana kita menyebutnya?
Hampir kosong atau hampir penuh? Kedua anggapan tadi secara tata bahasa benar. Namun dari cara seseorang memandangnya, terlihatlah bagaimana isi pikiran dan kecenderungan mental orang tersebut. Tentu bagi anda yang menyebutnya hampir penuh, orang akan mengenal anda sebagai oarang yang berpandangan positif. Sebaliknya jika anda menanggapnya hampir kosong, anda dibilang negatif. Dalam dunia marketing sudut pandang yang positif seperti itu penting. 
Contoh kasus :
Jika anda diminta memasrkan sepatu kulit kesebuah desa pedalaman yang sangat primitif dan terpencil yang orang-orangnya tidak pernah memakai sepatu sama sekali sebelumnya. Nah bagaimana anda memandang situasi ini? Apakah anda akan pulang kembali dan mengatakan "wah percuma jual disana! orang-orangnya mana mau pakai sepatu!" atau anda akan dengan antusias mengatakan "ini dia kesempatan emas buat cari pasar baru untuk produk sepatu ini. Saya akan perkenalkan sepatu ke dunia mereka."
Dari dua gambaran mental diatas, jelaslah pandangan kita sangat berpengaruh pada motivasi, kinerja dan semangat kita dalam bekerja. Demikian pula dengan target-target dalam marketing. Alih-alih melihat target sebagai hantu yang mengejar dan siap mencekik kita, akan lebih baik jika dipandang sebagai titik tujuan kita, garis finis dari lomba kita. Ada seseorang pernah barcerita saat dia berjalan di lautan pasir gunung bromo saat subuh yang gelap karena ingin melihat matahari terbit dari puncak bromo. Dia berjalan di kondisi kabut pekat, sehingga tidak terlihat baik rute jalan ataupun obyek sekitar. Yang ada hanya pasir yang berada disekitarnya karena disinari lampu. Dia bilang bahwa perjalanan yang sebenarnya sekitar dua jam lebih, menjadi terasa berjam-jam lamanaya. Mengapa? Karena dia berjalan tanpa memiliki tujuan, dan tidak dapat memastikan sudah lamakah dia meninggalkan garis start dan mendekati garis finis.
Nah target dalam marketingpun demikian, itu bukan momok atau hantu. Itu adalah lampu jalan yang membantu kita mengetahui di mana posisi kita dalam menuntaskan pekerjaan kita. Target membuat kita tetap memiliki alasan untuk bergiat sepanjang bulan, target membuat kita bisa mengukur kemampuan marketing kita. Dan target bisa mambuat kiat memiliki rasa percaya diri, karena kita pernah mencetak suatu prestasi dalam sejarah hidup kita. Bagaimana apakah anda masih melihat target sebagai hantu? Semoga saja tidak.
Salam Penutup.
Dalam dunia yang semakin tegang ini, banyak pekerjaan yang sepertinya menjanjikan. Namun bisa dibilang marketinglah yang adalah 'Ratu ' pekerjaan. Marketing dapat bertahan dalam naik turunnya dunia kerja. semua produk, jasa, perusahaan perlu marketing. Maka jangan takut untuk mrnjadi marketer sejati. 

Salam marketing - ARI WIJAYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar